21 Mar 2013

Badai "Raksasa" Diprediksi Bakal Sering Terjadi

 detail berita
WASHINGTON - Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa setiap satu derajat celcius dari pemanasan global, pesisir Atlantik Amerika Serikat bisa melihat hingga tujuh kali lebih banyak badai besar mirip badai Katrina.

Badai Katrina merupakan siklon tropis besar yang melanda wilayah tenggara Amerika Serikat sejak Agustus 2005. Badai besar ini bisa menimbulkan kerusakan parah pada area di lebih dari 200.000 kilometer persegi.

Dilansir Wired, Rabu (20/3/2013), pakar klimatologi di Niels Bohr Institute Copenhagen, Aslak Grinsted merekam perubahan iklim dari 90 tahun terakhir dengan temperatur global. Temuan terbarunya yang dilaporkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkap, badai paling kuat tampaknya menjadi hal yang lebih umum terjadi.

"Ada kepekaaan terhadap pemanasan dan ini sesuatu yang mengejutkan," ungkap Grinsted. Penelitian ini melibatkan pengukuran gelombang badai dari pengukur ombal di enam lokasi di Timur dan Pesisir Teluk.

Selain itu, ilmuwan juga menyaring efek dari siklus musiman, pasang surut harian dan kenaikan permukaan laut secara keseluruhan guna mengisolasi dampak dari badai. Menggunakan model komputer, Grinsted menemukan bahwa satu derajat celcius kenaikan dalam temperatur global, bisa meningkatkan frekuensi badai ekstrem hingga dua sampai tujuh kali lipat.

Angin topan merupakan peristiwa alam yang sangat jarang terjadi. Selain itu, angin topan ini juga masih sedikit untuk dipahami. Sebagian besar dari pemahaman ilmuwan terkait hubungan antara badai dengan perubahan iklim telah diungkap dalam makalah riset di 2010.

Dalam makalah tersebut, ilmuwan menyatakan bahwa badai di seluruh dunia meningkat hingga 7 persen lebih intens pada 2100. Penelitian Grinsted menunjukkan bahwa badai terbesar, selain menjadi lebih besar, juga akan terjadi dengan lebih sering untuk masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar