Menurut riset itu, satu dari sepuluh pengguna Facebook menerima pesan kasar dan penghinaan di wall mereka, ataupun pesan kasar, penghinaan, dan ancaman, melalui pesan pribadi. Peristiwa tersebut meningkat pada pengguna dengan usia 18 hingga 24 tahun, tapi menurun 16 persen pada pengguna dengan usia 25 hingga 34 tahun.
Hampir 61 persen responden mengatakan bahwa menerima pesan-pesan kasar hanya satu atau dua kali, sedangkan delapan persen mengklaim menerima pesan “anti sosial” satu kali setiap bulan. Selain itu, tiga persen pengguna mengatakan mereka menerima lebih dari lima pesan kasar pada tahun lalu.
Pada 62 persen kasus, pesan-pesan tersebut berasal dari orang-orang yang mereka kenal di kehidupan nyata, tapi 27 persen mengatakan bahwa penyerang di Facebook tidak berada dalam daftar teman.
Dua per tiga responden menyatakan memblokir penyerang mereka, sedangkan lebih dari seperempat menggunakan link “Report” yang ditawarkan oleh Facebook. Untuk mengatasi pesan “anti sosial” itu, 14 persen memperketat akses ke profil mereka melalui pengaturan privacy, enam persen membatasi profil, lima persen berhenti menggunakan Facebook, tiga persen menutup akun mereka, dan hanya 14 persen yang berani bertanya kepada ”penyerang” untuk berhenti mengirim pesan-pesan tersebut.
Sementara Itu, hanya lima persen yang melaporkan menerima tweet kasar, ancaman, dan penghinaan. Selain itu, hanya lima persen responden yang mengatakan bahwa mereka diminta untuk menghapus tweet.
“Dalam dunia virtual media sosial, orang-orang mungkin mereka lebih mudah, dan orang asing mengirimkan pesan kasar serta penghinaan kepada pengguna lain. Riset kami menunjukkan bahwa kebanyakan orang di Facebook saat ini mampu mengatasi masalah mereka sendiri menggunakan teknologi yang ditawarkan,” jelas Direktur Pemasaran Eropa Global Market Insite, Ralph Risk, seperti dilansir dari Telegraph, Jumat (22/3/2013).
“Kekuatan media sosial selalu mempermudah kesempatan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan teman-teman dan kelompok, tapi untuk memastikan fleksibilitas tidak melanggar peraturan, maka caranya sederhana yaitu pengguna harus mengontrol dirinya sendiri sebagai cara untuk membatasi pesan penghinaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar